Cerpen: Penggali Kubur

penulis yang tulisannya menampar saya, lagi, lagi dan lagi

Eka Kurniawan

Photo byAnya OsintsovaonUnsplash

Oleh Eka Kurniawan

———

Seorang Penggali Kubur datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Ia turun dari bus di Lebak Bulus sambil menenteng cangkul.

———

Orang-orang menganggapnya sinting, tapi ia tersenyum saja. Kepada orang lewat ia bertanya: “Apakah di dekat sini ada orang yang perlu dikubur?” Mereka bukannya menjawab, malahan mundur menghindar.

———

Tiga hari tiga malam ia menggelandang, belum memperoleh pekerjaan juga. Ia luntang-lantung. Hingga ia menemukan mayat di seberang kantor BCA Pondok Indah.

———

Itu mayat perempuan. Tak ada bekas luka. Jika ia bisa menemukan keluarganya, mungkin ia bisa memperoleh pekerjaan, begitu ia berpikir.

———

Waktu itu sekitar pukul empat dini hari. Tak ada orang lain di sekitar tempat itu. Si Penggali Kubur memeriksa pakaian si mayat. Mencari identitas. Tapi ia hanya menemukan selembar kertas kucel.

———

Ia pikir itu surat wasiat atau alamat si mayat, tapi isinya hanya tulisan seperti puisi. Saat…

View original post 405 more words

About mydamayanti

catatan seorang pelupa
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment